Hoaks Surat Ibrahim Traoré Kepada Paus Leo XIV: Ketika Imajinasi Politik Menyesatkan Kesadaran Publik
"Di media sosial, viral sebuah video dengan narasi bombastis: Ibrahim Traoré, Presiden Sementara Burkina Faso, mengirimkan surat menohok kepada Paus Leo XIV. Konon, dalam surat itu, Traoré mengecam kolonialisme Eropa, mempertanyakan kemanusiaan bangsa-bangsa Barat dan menantang otoritas moral Gereja Katolik. Menurut video tersebut, Paus terharu, menjawab surat itu, meminta maaf kepada Afrika dan bahkan menjanjikan dana 50 miliar euro untuk pembangunan di benua tersebut. Banyak yang memuji, mengamini dan membagikannya. Narasi ini membius. Sayangnya, semua itu tidak pernah terjadi".
Pernyataan dan gambar yang disebar adalah rekayasa digital, sebagian bahkan dibuat menggunakan teknologi text-to-speech dan ilustrasi AI. Tidak ada surat yang pernah dikirim oleh Traoré ke Paus, tidak ada tanggapan dari Vatikan dan tidak ada bantuan miliaran euro seperti yang disebutkan. Dua situs pemeriksa fakta independen, Boatos.org dan LulaFlix, dengan jelas membantah narasi tersebut. Tidak satu pun dari klaim-klaim viral itu bisa diverifikasi secara faktual.
Boatos.org, dalam artikelnya "Carta de Ibrahim Traoré ao Papa Leão XIV é falsa", menyatakan bahwa klaim ini adalah hoaks yang dibuat dengan alat AI dan tidak memiliki dasar faktual. LulaFlix, dalam artikel "It is FALSE that Ibrahim Traoré sent a letter to Pope Leo XIV", juga membuktikan bahwa tidak ada surat ataupun dana yang diumumkan Vatikan dan bahwa semua isi video tersebut adalah narasi fiktif.
Lebih jauh, media resmi Vatikan tidak pernah merilis pernyataan, pengumuman, ataupun berita yang mendukung klaim ini. Portal berita resmi Vatikan, (Vatican News) dan situs resmi Tahta Suci (Vatican.va) tidak memuat informasi apapun tentang surat tersebut atau dana bantuan yang diklaim. Berita seputar Paus Leo XIV — yang memang baru terpilih — hanya mencakup pesan-pesan pastoral dan kunjungan resmi yang berkaitan dengan dialog antar agama dan isu kemanusiaan tanpa kaitan apapun dengan narasi viral tersebut.
Fenomena hoaks ini bukan hanya soal kebenarannya yang palsu, tetapi juga menyingkap betapa rapuhnya literasi kritis masyarakat di era digital. Publik cenderung menerima informasi yang sesuai dengan keyakinan dan emosi mereka tanpa proses verifikasi. Dalam konteks ini, figur Ibrahim Traoré dijadikan simbol proyeksi harapan politik dan anti-kolonialisme yang mudah dimanipulasi melalui cerita-cerita fiksi.
Konten palsu ini juga diproduksi dan disebarkan oleh berbagai pihak — mulai dari akun anonim sampai influencer — dengan motivasi beragam, dari ideologi sampai keuntungan algoritma media sosial. Hal ini memperparah penyebaran disinformasi yang berpotensi memicu polarisasi dan ketegangan sosial. Untuk itu, kita perlu membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya skeptisisme sehat: menelaah sumber, mencari bukti dan tidak mudah percaya pada narasi yang tidak berdasar. Kebenaran memang tak selalu viral, tapi tetap menjadi pondasi moral dan sosial yang harus kita jaga.
Referensi Lengkap:
Boatos.org – Carta de Ibrahim Traoré ao Papa Leão XIV é falsa
LulaFlix.com.br – It is FALSE that Ibrahim Traoré sent a letter to Pope Leo XIV
Vatican News – Homepage Vatican News
Situs Resmi Tahta Suci Vatikan – https://www.vatican.va/content/vatican/en.html
AP News – Pope Leo XIV affirms family teaching (contoh sumber terkait Paus Leo XIV)
Reuters – Pope Leo tells Jews he wants to strengthen dialogue (contoh sumber terkait Vatikan dan dialog)
Wikipedia – Ibrahim Traoré
Wikipedia – Pope Leo XIV (catatan: Paus Leo XIV fiktif untuk ilustrasi, sumber Paus Leo aktual di Wikipedia)
