Filsafat Timur (Bukan) untuk Pemalas

 

Filsafat Timur

Di tengah riuh rendah dunia digital yang sarat distraksi, di mana nalar sering kali tunduk pada algoritma dan kebijaksanaan tergantikan oleh viralitas, hadir sebuah karya yang menghentak sekaligus mengajak merenung: Filsafat Timur (Bukan) untuk Pemalas.

Buku ini bukan sekadar pengantar filsafat Timur, tetapi sebuah ajakan kontemplatif untuk menengok kembali akar kebijaksanaan yang telah tumbuh subur di peradaban India dan China sejak ribuan tahun lalu. Penulis dengan cerdas menyandingkan warisan intelektual dua peradaban besar itu dengan keadaan Indonesia hari ini—yang disebut bukan hanya darurat literasi, tapi juga darurat filsafat, nalar dan etika publik. Dengan gaya bahasa yang ringan, jenaka namun tetap tajam, buku ini menguliti luka zaman: dari invasi konten murahan di media sosial hingga krisis identitas Generasi-Z yang tak lagi mengenal batas antara pengetahuan, hiburan dan ilusi. Penulis tidak hanya menyuguhkan filsafat sebagai disiplin berat nan kering, tetapi sebagai jalan hidup—jalan yang bisa dijalani siapa pun yang masih peduli pada kejernihan berpikir dan ketenangan batin.

Ada kritik tersirat namun tegas terhadap kondisi mental bangsa: mengapa kita lebih sibuk meniru produk tiruan ketimbang menggali kedalaman diri? Mengapa kita mudah kagum pada tokoh-tokoh global tanpa memahami bahwa kebesaran mereka adalah hasil tempaan zaman dan perenungan panjang? Di sini, kita tidak diajak menjadi Gandhi atau Kongzi, melainkan menjadi diri sendiri yang tercerahkan. Penulis mendorong pembaca untuk menyelami kembali filsafat Timur bukan sebagai hafalan kutipan, tetapi sebagai latihan eksistensial: menggabungkan rasio dan rasa, akal dan hati, logika dan welas asih.

Secara struktur, buku ini cocok dibaca siapa saja: dari pemula yang baru mengenal filsafat, hingga pembaca serius yang haus akan refleksi lintas budaya. Selling point-nya yang menonjol adalah bahasa yang bersahabat, tanpa mengorbankan kedalaman. Ini adalah filsafat yang tidak eksklusif, tapi juga tidak permisif.

Filsafat Timur (Bukan) untuk Pemalas adalah tamparan lembut bagi generasi yang nyaris lupa berpikir, sekaligus undangan tulus untuk menyusuri jalan filsafat Timur yang penuh keseimbangan. Bagi siapa pun yang merasa gelisah di zaman serba cepat ini, buku ini bisa menjadi titik hening yang mencerahkan: mengapa kita hidup, untuk apa kita berpikir dan bagaimana menjadi manusia yang utuh.

Beli Bukunya Disini: Klik Untuk Beli Buku di Gramedia

Media ini dijalankan secara independen.

dukung kami lewat donasi sukarela.

Klik untuk donasi
Next Post Previous Post
No Comment
Tambahkan Komentar
comment url